5 Fakta Ritual Seks di Gunung Kemukus
Masifnya pemberitaan Gunung Kemukus sebagai tempat ritual seks mengaburkan identitas gunung tersebut sebagai wisata religi. Para pengunjung pada umumnya memiliki tujuan berziarah ke petilasan Pangeran Samudro.
Sayangnya, belakangan aktivitas tersebut melenceng menjadi praktek ritual pesugihan dengan metode melakukan seks dengan orang lain. Imbasnya, tempat ini dipadati PSK yang berasal dari luar Sragen.
Puncaknya, Pemkab Sragen per hari ini, Kamis (27/11) melakukan penertiban terhadap Gunung Kemukus. Warga di sana didata sementara bagi PSK asal luar kota akan langsung diusir.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah 5 fakta Gunung Kemukus yang jarang diketahui masyarakat luas.
Nilai Ekonomi Membuat Aparat Kepolisian Bungkam
Salah satu imbas dari populernya Gunung Kemukus sebagai tempat wisata seks adalah meningkatnya perekonomian warga sekitar. Dengan kondisi demikian, aparat dan otoritas setempat berada pada posisi terjepit dan tidak bisa berbuat banyak selain mendiamkan praktek haram tersebut tetap berjalan.
Wanita Seksi Berjejer di Samping Makam
Meski berstatus sebagai tempat ziarah dan wisata religi, namun karena adanya pergeseran cara ritual, di Gunung Kemukus banyak terlihat wanita mengenakan rok minim dan baju ketat. Parahnya, mereka biasa menjajakan dirinya di area makam kepada para pengunjung.
Tidak Ada Protes dari Masyarakat
Terjadinya simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Masyarakat tidak memiliki alasan kuat untuk memprotes aktivitas esek-esek di Gunung Kemukus. Banyak warga yang menyewakan kamarnya secara short time kepada para pengunjung untuk berhubungan seks dengan para PSK.
Memiliki 175 Anak Tangga
Untuk mencapai lokasi ziarah pengunjung harus mendaki 175 anak tangga. Medan yang ditempuh cukup memberatkan bagi yang tidak biasa melakukan perjalanan berat. Untuk bisa sampai secara cepat, warga sekitar juga memberikan layanan ojek.
Semakin Ramai saat Malam Pon
Puncak kunjungan di Gunung Kemukus biasanya pada malam Jumat Pon. Namun, pada malam Kliwon di bulan Muharam pengunjung dari luar daerah juga memadati tempat ini untuk melakukan ritual.